Pages

Kamis, 29 Agustus 2019

SELALU ADA HIKMAHNYA, INSYA ALLAH

Halo Sahabat Oryza Sativa,

Berbicara tentang kehidupan, semua orang pasti akan merasakan senang, sedih, pahit, manis dan lain-lain, dari semua kejadian yang di alami setiap orang pasti akan selalu mendapat hikmahnya, entah itu bagaimana rasanya bersyukur, rendah hati, tidak sombong dll.

Untuk kali ini Sahabat Oryza Sativa, akan menceritakan kisah klasik selama tahun 2019 yang belum berakhir hehehe. Yu ah cekkidot
😆............................😋
Tahun 2019 dimana, banyak sekali planning dan harapan yang ingin terwujud diantaranya :
  •  Menikah
Berawal dari chatting seorang teman dan senior waktu di Pesantren dulu, tahun 2018 kalau tidak salah bulan Agustus, menanyakan perihal Jodoh. Disitulah di kenalkan sama seorang akhwat yang berasal dari Sukabumi Jawa Barat, berawal dari tukaran CV, karena berharap dengan jalannya yang namanya Ta'aruf akan lebih baik di mata Allah dari pada harus pacaran yang dilarang oleh agama. 

CV kami bertukar dengan perantara teman, awalnya sempat menolak karena ada beberapa pertimbangan (mikir keras haha), karena waktu itu membandingkan dengan 2-3 orang akhwat. Entah kenapa memilih orang Sukabumi dengan alasan dia yang terbaik di banding yang lain. And next memberi info kepada teman bahwa menerima akhwat tersebut dan siap untuk menjalani Ta'aruf. Dari info yang didapat bahwa Ta'aruf yang baik itu jangan lebih dari 3 bulan. Singkat cerita bulan November 2018 melakukan khitbah dan kedua belah pihak setuju akan menikah jika sudah lulus study S2 di tahun 2019. 

Selama menjalani Ta'aruf, sangat diperhatikan sekali dalam hal berkomunikasi karena takutnya zina hati karena masing-masing ada rasa. Masuklah tahun 2019 dimana ada keluarganya yang datang ke rumah untuk silaturahmi. Waktu terus berjalan dan sampailah di bulan Ramadhan 2019, disitulah merasa khawatir, bimbang, ragu karena study S2 tidak akan lulus tepat waktu, sedih sedih banget pastinya, tapi apalah daya tidak akan lulus S2 sesuai rencana. 

H+2 lebaran akhirnya memutuskan tidak menjalani Ta'aruf lagi, dan kita hanya sebagai teman saja. Sirnalah sudah Menikah di tahun 2019. Dan dia sekarang menikah dengan pasangan pilihannya. Semoga selalu samawa. Apa hikmah yang dapat di ambil.................. 

to be continued..

#Hikmah 


Selasa, 27 Agustus 2019

AKHIRNYA BERTEMU KEMBALI, MY BLOG

Assalamu'alaikum Sahabat Oryza Sativa,

Today adalah Selasa, 27 Agustus 2019 tidak sengaja nongkrong di salah satu tempat di Purwakarta setelah pulang kerja, niatnya sih cari referensi buat bahan Tesis dan cari inspirasi hehehe. Tapi kenyataanya malah buka blog sendiri yang sudah lama tidak di perhatikan haha. Akan tetapi niat untuk cari bahan Tesis dapat juga sih memanfaatkan free Wifi.. So I'm Happy, welcome to My Blog again. Selamat menulis lagi Sahabat Oryza Sativa.

Kamis, 30 Oktober 2014

Jobseeker

Assalamu'alaikum, Sahabat oryza sativa

Kumaha daramang??? Oryza lagi menjalani kegiatan, may tau kegiatannya apa?? yupz bener tuh oryza lagi Jobseeker dimana oryza lagi banyaknya print dan foto copy CV, Ijazah dan transkip nilai. ya hidup adalah perjuangan, sesudah wisuda ya harus nyari kerja meskipun lagi memburu juga S2 luar negeri. beberapa panggilan kerjapun datang dan skrang lagi menunggu pengumuman. Do'akan Ya semua sahabat Oryza.

Salam Hangat

Jumat, 15 Agustus 2014

14 Agustus 2014, Apa Yang Terjadi??

Assalamu'alaikum, Sahabat Oryza...

Wah senengnya bisa berjumpa lagi dengan sahabat oryza,, sungguh membuat ory jadi happy hehheheh.. tidak kerasa waktu terus berlanjut, dan membuat jadi terlalu cepat seakan halilintar menyambar pada diri ory...bayangkan halilintar yang super cepat brayyy.. 
Oh ya 14 Agustus 2014 ada apa ya.. tau gak sahabat Ory.,.. you think???
Yoi sahabat ory yaitu Sidang Akhir skripsiku..... Mau tau ceritanya?

chek i Dot, hohohoho. 
Hari senin saya daftar sidang karena hari itu terakhir pendaftaran, ke sana-kesini bulak balik cari dosen untuk mengurus sertifikat karena ory pikir, apa sih yang gak untuk skripsi ory. hehhe. Akhirnya ory selesai mengurus persyaratan untuk sidang skrispi, belain kerja tidak masuk.

Hari selasa saya masuk kerja seperti biasa dengan penuh kesungguhan. Hehehe 
eh tau-taunya hari rabu siang  ada info sidang hari jum'at..  Wah perasaan tidak karuan mana belum di print dan banyak yang belum di edit, alhamdullilah malamnya lampiran sudah di print.
dan sore harinya semua draft sudah di serahkan ke penguji meskipun belum sempuran.

Terus apa yang terjadi malamnya ory belajar karena pengujinya lumayan yaitu Kaprodi Akuntansi. diri ori yang jantung yang denyutnya semakin cepat, Deg- Deg Deg'an sampai tidur jadi tak karuan, dana makan jadi tak nikmat, itu karena menghadapi Sidang Skripsi.

Apa boleh buat waktu terus berlanjut, dan do'a selalu diiringi kepada Allah SWT, minta di do'akan kepada Oratng tua, sahabat pesantren, LDK bahkan kantor.Dan Akhirnya Jam 07.30 ory berangkat ke kantor dengan memakai baju putih hitam dan almamater tercinta dengan penuh rasa gerogi yang sangat luar biasa, perlahan sampai kampus, suasana gerogi semakin menyelimuti perasaan ory, lihat teman-teman ory pada wajah gerogi.



Lalu apa yang terjadi Pembukaan Sidangpun dimulai sekitar jam 08.00... dan akhirnya terbagi 3 tempat untuk sidang, dan ory semakin deg-deg'an.. akhirnya jam 10.50 ory sidang, masuk ke ruangan sambil membawa draft.. dan sidangpun dimulai, Huftttttttttttttt ory di berikan pertanyaan yang begitu luar biasa oleh penguji, tapi sedikit-dikit bisa terjawab tapi dengan menjatuhkan diri ory. hahay....  Hah sidangpun berakhir, hati ory terasa tenang, nyaman tak karuan. 



Menununggu penutupan Sidang akhirnya jatuh pada jam 16.30. dan apa yang terjadi?????

Read More..... (part 2)












 

Senin, 14 Juli 2014

Bukan Akhir Perjuangan tapi Awal Perjuangan

Dalam kehidupan pasti selalu ada berpasang-pasangan baik seperti siang dan malam, ikhwan dan akhwat, ataupun besar dan kecil. begitu juga dengan awal pasti  ada akhir. Perjuangan yang oryza lewati sangatlah tidak mudah, pasti  banyak rintangan  yang oryza lewati, seperti  waktu, tenaga, materi apalagi sangatlah dikorbankan.

Oryza alhamdullilah sudah hampir melewati 4 tahun kuliah dimana perjuangan oryza diakhiri dengan skripsi penelitian yang membuat oryza pernah down.

Tp Alhamdullilah kemarin sabtu tanggal 12 Juli 2014 telah di acc untuk sidang skripsi. dan sekarang tinggal menunggu jadwal sidang.

 Oryza tau yakin akan lulus setelah sidang akhir nanti, tapi harus sadar kelulusan ini  "bukan akhir perjuangan tapi awal perjuangan", dimana oryza harus berjuang untuk mencapai cita-cita dan impian yg di inginkan, so berjuanglah bagi sahabat oryza yang pengalamannya sama dengan oryza. tetap yakin, berdo'a dan berusaha keras.. ^_^ sampai ketemu ditulisan oryza tentang sidang skripsi dan wisuda. heheheh  (selamat berjuang). 

Minggu, 29 Juni 2014

Why Not??? Menjaga Kesehatan Ketika Shaum.....

Assalamu'alaikum Sahabat Oryza Sativa..

Bagaimana Kabarnya??
Sudah lama ni Oriza tidak menulis di blog, ya hampir 3 bulan,,,,, wajar sibuk kerja dan skripsi...... huhuhuhuh

 Alhamdullilah akhirnya kita di pertemukan kembali dalam keadaan sehat dan semangat tentunya, Marhaban Ya Ramadhan banyak sekali yang menulis status seperti itu baik dalam Fb, Twitter, BBM, Instagram, Linkedin dan yang lainnya. Why demikian?? Yups betul sekali kita akan kedatangan Bulan yang berkah bulan penuh kemuliaan, pantesan orang-orang pada menulis status itu, maybe mereka senang dan bahagia luar biasa. hehehh Harus Donk.

Oryza ada tips nih bagaimana menjaga kesehatan kalau lagi shaum di bulan ramadhan, mau tahu gak???? ok selamat membaca..

1. Buat daftar menu makanan sahur dan buka
Nah untuk mempersiapkan menghadapi hari-hari dibulan ramadhan langkah pertama yang harus sahabat Oryza lakukan adalah menyiapkan menu makan sehat yang akan anda masak dan konsumsi setiap harinya secara detail dan rapi (buat agenda daftar makan). Hal ini dapat mempermudah Sahabat Oryza untuk menentukan menu apa yang akan konsumsi sekeluarga, tentunya menu makan ini harus yang mempunyai gizi tinggi supaya  mendapatkan energy yang cukup saat di siang hari.
Catatan penting: kalau bisa jangan konsumsi Junk Food saat anda buka dan sahur. karena makanan ini bisa memberikan efek negative untuk kesehatan. Dan jangan terlalu banyak minum es karena bisa mengakibatkan system sirkulasi darah dalam tubuh tak berjalan normal.  

2. Minum Air Putih Yan Banyak 
Seseorang yang berpuasa akan mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan saat disiang hari. Oleh karenannya usahakan minum air sebanyak banyaknya untuk menutupi kebutuhan air dalam tubuh anda, sehingga kulit, dan tubuh tidak mengalami kekurangan cairan (dehidrasi). Kebutuhan air minimal seorang biasanya 2,5 liter atau sekitar 8 gelas perhari. Jadi sahabat Oryza bisa membaginya mulai dari buka puasa hingga sahur.

3. Perbanyak makan buah dan sayur saat sahur 
Ketika Sahabat Oryza sahur, usahakan perbanyak konsumsi Sayur dan buah-buahan, karena kedua makanan ini bisa memberikan kebutuhan gizi dan vitamin, dan tentunya perbanyak juga makanan yang mengandung sumber karbohidrat  seperti ubi, roti dan nasi. Makanlah buah-buahan mendekati waktu imsak, agar tidak terlalu lama, dan hilang lagi kandungannya. Setelah sahur sebaiknya anda jangan buru-buru tidur dahulu karena bisa menghambat metabolisme dalam tubuh kita. 


4. Hindari minuman seperti Kopi dan minuman bersoda 
Saat sahur Sahabat Oryza usahakan hindari kedua minuman ini, karena kopi mengandung kafein, dan kafein ini bisa memicu tubuh untuk mengeluarkan cairan, sehingga anda mudah terserang kekurangan cairan atau dehidrasi. 

5.Buka dan sahur dengan menu sehat
 Saat Sahabat Oryza berbuka puasa, usahakan cukupi asupan gizi tubuh, contoh bisa meminum teh hangat, 3 butir buah kurma dan madu, dan tak lupa  harus mengimbanginya dengan menu makan yang seimbang seperti lauk pauk, nasi, sayur-sayuran dan buah-buahan. Saat buka jangan memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung santan, karena bisa menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh. 

6. Komsumsi makanan teratur 3 kali dalam sehari 
Loh kok tiga kali? Bukanya puasa siang tidak boleh makan yahh? Jika sahabat Oryza bertanya-tanya seperti itu, maka jawabanya adalah  ketika siang hari tidak boleh makan, namun ada baiknya tetap makan teratur 3 kali sehari yaitu dengan cara: sahur, dilanjutkan saat buka puasa dan yang terakhir makan sekitar jam 11 malam. Dan dilanjutkan dengan sahur mendekati waktu imsak lakukan cara ini berputar.


Ya itulah sahabat Oryza, semoga bermanfaat dan di lancarkan Shaumnya,, Keep semangat and Jangan lupa targetan amalanny di jalanii.. Salam Hangat

Twitter : @Erwin Usamah

Sabtu, 08 Maret 2014

Mari Bicara about Pacaran!!!!!


Latar Belakang
Tidak bisa dipungkiri bahwa pacaran menjadi hal yang lazim di zaman sekarang. Hampir lucu bahkan jika ada orang yang tidak pernah pacaran, apalagi tidak tahu apa itu pacaran. Setidaknya begitulah keadaannya. Bahkan penulis pernah secara tidak sengaja menemukan stiker di slebor belakang sebuah sepeda motor yang bertuliskan, “saur ema, tong uwih sateuacan kenging pacar” atau dalam bahasa Indonesia, “Kata mama, jangan pulang kalau belum dapat pacar”. Astaghfirullah! Sebegitu rusaknya ummat, dan ini nyata.
***


Empat malam yang lalu, secara tidak sengaja penulis melihat diskusi seru beberapa temen fb yang bicara seputar pacaran. Diawali dari sebuah status yang menceritakan sebuah “kesakit-hatian” seseorang karena ada dua insan berbeda jenis, secara illegal saling memanggil “mamah-papih”, hingga “ummi-abi”. Dalam status tersebut, si pembuat status merasa geram dengan tingkah laku ini. Yang kemudian dia membuat simpulan, bahwa Pacaran Haram. Baik yang konvensional hingga yang berbalut label islami.
Sebagian komentator sepakat, namun ternyata tak semua. Ada seorang komentator yang kemudian mengajak pembuat status agar tidak melakukan simplistic terhadap kasus pacaran. Yang pada intinya, ia ingin mengungkap bahwa kita harus tahu dari mana kesimpulan Pacaran Haram itu didapat. Menurutnya, kita –apalagi pengemban dakwah— tidak boleh bertaklid. Saya rasa ini nasihat yang bagus! Sang komentator inipun kemudian menyatakan bahwa dirinya termasuk yang mengharamkan pacaran, hanya saja –menurutnya— kita tidak bisa menyalahkan orang lain yang membolehkan pacaran yang islami.
Masih menurut sang komentator, banyak ulama yang membolehkan pacaran. Diantaranya Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Ibnu Hazm, dan ulama’-ulama’ lain (?). Kemudian dia mengungkapkan bagaimana Ibnu Qayyim banyak menggunakan kata “pacaran” didalam kitab beliau yang berjudul, Raudhatul Muhibbiin, yang diterjemahkan dengan judulTaman Orang-orang Jatuh Cinta, terj. Bahrun AI Zubaidi, Lc (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2006). Meski kemudian diketahui sang komentator ini ternyata mengcopy paste dari sebuah blog!
Dari sinilah penulis tertarik untuk membuat tulisan mengupas seputar pacaran. Dengan harapan bisa meng-clear-kan permasalahan ini. Bi idznillah, insya Allah!

Definisi dan Fakta Pacaran Secara Umum
Mengetahui definisi dan fakta sebuah bahasan penting, agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan hukum padanya. Karena beda objek, beda hukumnya!
Secara bahasa, pacaran berasal dari kata “pacar” yang mendapatkan imbuhan berupa akhiran “–an”. Kata “pacar” sendiri artinya “teman lawan jenis yang tetap dan mempunya hubungan berdasarkan cinta kasih”. Di dalam kamus Bahasa Indonesia, “Pacaran” sinonim dengan “berpacaran” yang memiliki arti “bercintaan”, “berkasih-kasihan”. Dicontohkan, “kedua remaja itu sudah berpacaran sejak mereka duduk di kelas tiga sekolan menengah tingkat atas.” (KBBI Android 2.1, data kamus dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional)(lihat juga http://www.artikata.com/arti-343151-pacar.html).
Dari sini bisa kita lihat bahwa aktivitas pacaran bisa diartikan sebagai sebuah aktivitas berkasih-kasihan antara dua lawan jenis yang belum diikat oleh pernikahan. Selain dari definisi ini maka itu bukan pacaran. Misal, berkasih-kasihanan antar suami dan isteri, dan sebagainya tidak bisa diartikan sebagai pacaran. Oleh karena itu pula, penulis sebenarnya tidak sepakat misal dengan slogan “pacaran setelah menikah” karena faktanya berbeda. Kalaupun yang dimaksud adalah sebatas berkasih-kasihan pada suami isteri, selayaknya digunakan tanda baca yang menunjukan itu bukan konotasi yang sebenarnya, dengan mengguanakan tanda kutip misalnya.

Inti Pacaran
Dari definisi diatas, ditambah pengamatan ala kadarnya, penulis mendapati ada beberapa point inti didalam pacaran. Dan ini sangan minimal, artinya ada pacaran yang melebihi point-point ini. Adapun inti pacaran antara lain:

1. Ada serah-terima perasaan
Dua orang layak dikatan saling berpacaran jika ada “ijab-qabul” diantara keduanya. Dalam bahasa sekarang, ada proses “menembak”. Karena jika hal ini tidak ada, maka sulit –untuk tidak mengatakan tidak mungkin— bisa diketahui dua orang saling memiliki perasaan suka. Jika anda pernah menonton film sinetron akan tahu bahwa ini adalah “syarat sah” berpacaran. Ungkapannya bisa secara lisan, seperti “aku cinta kamu”, “maukah jadi pacarku?”, dsb. Dan jika diterima oleh pasangannya akan dibalas dengan ungkapan, “aku juga”, “aku mau jadi pacarmu”, dsb.
Tapi apakah “syarat” ini harus selalu diterima dengan ungkapan lisan? Jawabannya, tidak. Bisa saja seseorang yang ditembak tidak menjawab secara lisan, hanya diam saja misal, namun aktivitasnya lah yang menunjukan dia menerima. Yang pasti, jika keduanya saling suka dan sama-sama mengetahui hal itu, maka akan saling mengungkapkan perasaan masing-masing. Jika ini telah terjadi, status merekapun “sah” sebagai pacar.
Oleh karena, jika ada seseorang yang mengunkap perasaan sukanya –biasanya oleh sang lelaki— kepada orang lain, namun kemudian ditolak, tidak ada sebutan pacaran bagi keduanya.

2. Ada perhatian khusus
Pacaran tidak cukup sampai saling mengungkapkan perasaan saja. Status pacaran yang telah didapat oleh dua orang lawan jenis akan diikuti oleh saling memberikan perhatian lebih kepada pasangannya. Hal ini dilakukan sebagai bukti untuk menunjukan bahwa pasangannya benar-benar cinta. Dalam aktivitas ini, sang pacar akan dengan teliti “menjaga” pacarnya. Karenanya menjadi hal yang lumrah di dalam pacaran kita dapati orang yang berpacaran menanyakan hal-hal yang remeh temeh dan tidak penting. Misal, sudah mandi, sudah makan, atau bahkan bagi yang berlabel “islami” sang pacar akan bertanya seputar ibadah, seperti sudah shalat apa belum, member nasihat, saling membangunkan tengah malam untuk qiyamul lail dan sahur untuk shaum sunnah, dsb.

3. Komunikasi yang intens
Konskuensi yang logis dari point 2 adalah terjadinya komunikasi yang intens diantara dua orang yang berpacaran. SMS-an dengan pacar yang tak putus selama 24 jam merupakan hal yang lumrah. Meski semua itu dilakukan hanya untuk membicarakan sesuatu yang tak bermanfaat sekalipun.
Saling telponan juga tak bisa dihindari. Sang pacar akan begitu bersemangat dalam mengusahakan punya pulsa. Meski tak makan dua hari, atau harus ngutang kepada temen, akan dilakukan asal tak putus komunikasi dengan pacar. Bicara ngalor ngidul berjam-jam bersama si pacar akan lebih dipilih ketimbang membaca buku pelajaran. Dsb.
Dari sinilah, karena interaksi yang terus menerus, ditambah dengan saling percaya –karena menganggap saling cinta—, komunikasinya menjadi lebih intim. Hingga kemudia hal-hal yang privat adalah biasa dibicarakan. Bahkan, (maaf) hingga bicara ukuran pakain dalampun tak ada yang salah dalam pacaran. Setidaknya ini yang pernah penulis temui. Nastaghfirullah!!!

Menghukumi Pacaran
Sebenarnya tidak terlalu susah untuk mendapati apa hukum dari pacaran jika kita dengan lapang dada mengikuti dalil-dalil syara’ terhadap rincian pacaran. Untuk itu penulis akan sedikit memaparkan bagaimana syari’at bicara rincian aktivitas pacaran. 

1.  Wajib Menjauhi Zina
Allah Maha Mengetahui, termasuk mengetahui tabiat manusia karena Dia lah yang menciptakan manusia beserta potensi di dalamnya, seperti Gharizah dan Kebutuhan Jasmani, serta akal. Allah tahu bahwa zina tidak akan terjadi tanpa ada yang menghantarkannya, seperti berpandangan, berpegangan, berpelukan, dan seterusnya hingga kemudian terjadi zina yang sesungguhnya. Wal iyadzubillah!
Oleh karena itu, dalam sebuah ayat, tepatnya di dalam surah Al Isra’ ayat 32, Allah telah memerintahkan manusia untuk menjauhi zina.
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’: 32)
Di dalam ayat ini, Allah telah mengharamkan segala perkara yang bisa menghantarkan kepada zina. Yang diperintahkan adalah “jangan mendekati”, artinya segala sesuatu yang “mendekati” zina adalah HARAM untuk dilakukan, atau bisa dipahami WAJIB “menjauhi” zina.
Pacaran bisa dengan sangat jelas kita sadari bahwa ia adalah aktivitas yang bisa menghantarkan kepada zina, atau setidak-tidaknya ia adalah perkara yang mendekati zina. Aktivitas memberi perhatian khusus, bercanda berdua, komunikasi yang intens dan intim, mengumbar kata-kata mesra dengan suara mendayu-dayu hingga jalan-jalan berdua, berpegangan tangan, berpelukan, berboncengan, dan berciuman kesemua ini adalah aktivitas yang mendekati zina, dan semuanya adalah perbuatan maksiyat yang diharamkan oleh Allah SWT.
Oleh karena itu, orang yang berpacaran pada hakikatnya telah masuk dalam jaring perangkap syetan. Yang tinggal menunggu waktu saja terserat ke dalam kubangan lumpur hina yang bernama zina.
Rasulpun telah mewanti-wanti bahwa anggota tubuh kita berpotensi melakukan zina. Dalam haditsnya, Rasulullah SAW bersabda bahwa kaki, mata, tangan, dan anggota tubuh lain bisa berzina, hingga pada akhirnya kemaluanlah yang membenarkannya (melakukan zina sebenarnya). Nabi bersabda:
Dari Abu Hurairah, dia berkata; Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam Bersabda: “Setiap anak cucu Adam telah tertulis bagiannya dari zina, maka kedua mata berbuat zina dan zina mata adalah melihat, kedua tangan berzina dan zina kedua tangan adalah memegang, kedua kaki berzina dan zina kedua kaki adalah melangkah, mulut berzina dan zina mulut adalah mengucapkan, hati berharap dan berangan-angan, adapun kemaluan ia yang membenarkan atau mendustakannya.”(HR. Ahmad)
Hal ini dituturkan juga dalam riwayat Imam Bukhari dengan redaksi yang sedikit berbeda, namun beresensi sama.
"Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisir) oleh kelamin atau digagalkannya." (HR Bukhari). 

2. Larangan Berdua-duaan
Banyak sekali hadits-hadits Nabi yang dengan sharih melarang seorang laki-laki untuk ber-khalwat dengan wanita yang bukan mahromnya.
“Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya.” (Muttafaq ‘Alaih)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kalian berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita karena sesungguhnya setan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.” (HR. Ahmad)
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang wanita tanpa ada mahram wanita tersebut karena setan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.” (HR. Ahmad)
Penulis merasa tak perlu panjang lebar bicara dalam konteks ini karena hadits-hadits nabi tanpa ada kesamaran dengan tegas melarang berkhalwat atau berdua-dua-an dengan wanita non mahram.
Yang jadi pertanyaan, bagaimana kalau kita apel ke rumah seorang wanita, dan dirumah itu kita ditemani oleh orang tuanya? Jawaban penulis: inilah rusaknya ummat saat ini. Orang tua banyak tidak mengerti perkara penting ini, hingga akhirnya apel dibiarkan terjadi dirumahnya dan dilakukan dihadapannya. Ingat, kebolehan berdua-duaan asal disertai mahroh bukan dalam konteks yang diharamkan seperti pacaran atau silaturahim niat pacaran, melainkan hanya dalam perkara-perkara yang dibolehkan secara syar’i, seperti ta’aruf, dsb. Jadi, tidak ada alasan untuk tetap berdua-duaan laki-laki non mahrom dengan seorang wanita jika tidak ada alasan yang syar’i. Allahu a’lam! 

3. Wajib Menundukan Pandangan
Seperti di dalam hadits yang telah penulis kutipkan, bahwa mata punya potensi untuk melakukan zina, yakni dengan malihat. Allah dan Rasul-Nya telah mewajibkan setiap orang yang beriman, baik laki-laki ataupun wanita agar menundukan pandangannya.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya,.. “ (TQS. An-Nuur: 30-31)
Lihat lah, bagaimana Allah menyandingkan penjagaan terhadap mata dengan penjagaan terhadap kemaluan. Hal ini dikarenakan, perzinahan selalu didahului oleh pandangan mata. Dengan melihat maka manusia akan bangkit gharizahnya. Oleh karena itu, Syaikh Taqiyuddin An Nabhani di dalam Nidzamul Ijtima’i mengungkapkan bahwa dorongan seksual yang dihasilkan oleh naluri melestarikan keturunan –sebagaimana naluri yang lain— dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, termasuk apa yang kita lihat.
Jika pandangan ini tidak dijaga, maka hati manusia akan timbul keinginan dan khayalan yang menuntut kepuasan. Apabila ini terus menerus ada tanpa diredam, pada akhirnya zina akan berpeluang besar dipilih untuk memenuhi dorongan seksualnya itu. Na’udzubillah!
Rasulullah SAW bersabda, "Allah berfirman yang artinya, 'Penglihatan (melihat wanita) itu sebagai panah iblis yang sangat beracun, maka siapa mengelakkan (meninggalkannya) karena takut pada-Ku, maka Aku menggantikannya dengan iman yang dapat dirasakan manisnya dalam hatinya." (HR. Tabrani)
Rasulullah SAW berpesan kepada Ali bin Abi Thalib ra yang artinya:
"Hai Ali, Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya! Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun berikutnya tidak boleh." (HR Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi).
4. Perintah Menika Jika telah Mampu
Dalam sebuah hadist yang sudah popular, Rasulullah telah menghimbau kepada para pemuda yang mampu agar menikah, namun jika belum mampu maka pilihannya adalah berpuasa agar bisa menahan gejolak gharizah. Sabda Nabi:
"Hai para pemuda, siapa saja di antara kamu yang mampu untuk kawin, maka hendaklah ia kawin, karena kawin itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih memelihara kemaluan. Tetapi siapa yang tidak mampu kawin maka hendaklah ia berpuasa karena puasa itu dapat mengurangi syahwat." (HR. Bukhari – Muslim)
Perhatikan hadits ini baik-baik! Menikah adalah solusi yang diperintahkan Nabi kepada para pemuda yang memiliki syahwat, dengan catatan ia telah mampu. Mampu secara fisik, materi, hingga mental –ukuran mampu bisa saja berbeda pada setiap orang. Adapun jika tidak mampu, maka wajib bagi para pemuda untuk menahan diri dengan barpuasa. Dan tidak ada pilihan lain selain menikah atau puasa (menahan diri). Tidak ada pilihan pacaran, tidak ada pilihan TTM (Teman Tapi Mesra), apalagi pilihan berzina jelas tidak mungkin ada.

Khatimah: Pacaran Hukumnya Haram!
Dari semua uraian ini, tidak ada celah sedikitpun bagi “halal”nya pacaran. Dengan memperhatikan rincian pacaran, dan hukum syara’ berkaitan dengan rincian dari aktivitas pacaran, maka kesimpulannya bisa kita dapati bahwa semuanya bertentangan dengan syari’at, sehingga pacaran –baik yang konvensional hingga yang berlabel islami— juga bertentangan dengan syari’at. Artinya HARAM bagi orang beriman kepada Allah dan Rasul, serta hari akhir untuk berpacaran.
Ingatlah, iman kita menuntut kita untuk tunduk kepada ketentuan yang telah diturunkan oleh Allah SWT, hal ini agar bisa mendapatkan keuntungan di dunia dan akhirat.
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul memutuskan (perkara) di antara mereka ialah ucapan “kami mendengar dan kami taat.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (TQS. An-Nuur: 51)
Sebaliknya, bagi yang melalaikan peringatan Allah dan Rasul-Nya serta memperturutkan hawa nafsunya maka sungguh diakhirat akan dihimpun dalam keadaan buta, siksa neraka yang amat pedih telah menunggunya, dan di dunia hanya akan mendapatkan kehidupan yang sempit.
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunnya pada harikiamat dalam keadaan buta.” (TQS. Thaha: 124)
Inilah hidup, dan hidup adalah pilihan. Pilihan ada ditangan masing-masing kita. Jangan lupa bahwa setiap pilihan ada konsekuensinya, sehingga berhati-hatilah dalam memilih pilihan. Tentu saja, hanya orang waras yang akan memilih mentaati Allah dan Rasul-Nya. Allahu Akbar!